Imah Noong, Kreativitas Unik Astronomi

Teleskop Luar Angkasa
musholatorium
terima kasih imah noong untuk penglaman berharganya

Dari mana kami tahu imah noong? Gak sengaja, dari pemilik fotokopian di dekat as-syifa, subang 😁 Informasinya mengalir saja sekitar setahun lalu, saat kami menfotokopi ebook kumpulan soal astro untuk persiapan OSN kk adnin. Eh ternyata tukang fotokopinya, pak wawan, lulusan astro ITB. Dia canggih. Karena banyak juga tukang fotokopi yg gak mudeng caranya ngopi dr ebook. Tahunya diprint dulu, teknologi jadul. Kan jadi lama & mahal. Nah pak wawan ini bisa, dengan harga biasa. Jadinya malah dia juga yang bersemangat gugling carikan bahan2 lain untuk belajar si kk, lalu dicopikan dari pdf. Terus dia cerita tentang teman seangkatannya yg mendirikan imah noong ini, semacam observatorium & planetarium mini milik swasta.

Jadilah kami gugling lebih dalam tentang imah noong. Berhubung gak tiap saat ke daerah Lembang, baru liburan kali ini sempat berkunjung. Pak Hendro, pendirinya yang piyantun Semarang, ternyata sangat welkam. Kami berbincang hangat soal astronomi siang itu. Disambung malamnya untuk melakukan pengamatan.

Di Imah Noong, ada 2 bangunan unik. Pertama, tempat untuk meneropong dengan teleskop luar angkasa. Rumah untuk teleskop ini unik karena atapnya bisa dibuka dan ditutup tergantung kebutuhan. Ini berkaitan erat dengan jadwal pengamatan, tapi juga harus memikirkan segi keamanan. Jadi kalau sedang tidak digunakan untuk meneropong, bentuknya seperti saung kecil biasa. Begitu mau meneropong, atap bisa digeser sejauh yang kita butuhkan dengan tombol khusus. Nah hibban jadi nemu mainan baru deh, tombol buka dan tutup atap 😁 Saya sendiri jadi ingat atap2 masjid nabawi yang kalau siang bisa ngebuka sendiri.

Kedua, bangunan setengah bulat yang disebut musholatorium oleh pak hendro. Gabungan dari mushola (karena dipakai untuk sholat) dan planetarium, untuk melihat film2 astronomi. Jadi, atap bagian dalam seluruhnya juga berfungsi sebagai layar raksasa separo bulatan. Persis seperti di planetarium. Dan bangganya, kata pak hendro ternyata bangunan unik ini dirancang oleh teman sekolah saya sendiri, bro prof Andry Widyowijatnoko. Pose menonton yang paling enak adalah sambil tiduran menatap ke atas. Ditambah pakai kacamata 3D, lengkap sudah.

Meski mungil, tempat ini banyak menjadi rujukan para peminat astro. Termasuk para mahasiswa. Saat kami berkunjung, ada 20an mahasiswa prodi ilmu falak UIN Surabaya yg sedang PPL disana. 
Selain itu, buku2 tentang astro di imah noong juga lumayan lengkap. Kk Adnin sangat betah berlama2 baca buku di situ.

Satu lagi. Mulai tahun lalu imah noong juga bikin. ‘sakola imahnoong’, berupa paud alam. Jadi konsep paudnya kalau boleh saya bilang, pakai metode proyek. Gak ada kelas, topiknya tergantung minat anak2 saat itu. Lokasi belajar ya dimana saja. Nah ini gue banget, dunia paud 😁

Gimana, tertarik? Silakan saja. Lokasinya mudah dicapai dari observatorium boscha. Semoga apa yang dirintis pak hendro ini memiliki nilai besar bagi kemajuan astronomi di Indonesia, juga dunia.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *